Senin, 15 September 2014

Keharmonisan Beragama di Pura Lingsar Pulau Lombok

Mengujungi Pura Lingsar akan mencurahkan animo terupdate dalam Kamu, tentang keharmonisan dan kerukunan umat beragama. Menurut seluruh kalangan Pulau Lombok, Pura Lingsar merupakan simbol kerukunan bahkan keharmonisan antar umat beragama, sebagai diantara Hindu Bali-Lombok dan Islam Sasak-Lombok. Pura Lingsar dibuat sekitar season 1714 oleh seorang pendatang dari Bali. Keberadaan Pura Lingsar yang sekarang telah mengalami dominan renovasi.


Pura LingsarSebelum Kita membuka area sesi dalam Pura Lingsar, Kamu akan melewati sesuatu taman dan kolam kembar yang dipenuhi dengan teratai. Di area dalam, Pura Lingsar terbagi menjadi tiga bangunan nomor satu. Merupakan Gaduh, Kemaliq dan Pesiraman. Gaduh merupakan tempat suci menurut umat Hindu. Pada area ini Kamu bakal mendapatkan empat percabangan yang melambangkan Dewa-dewa yang menghuni dua gunung. Percabangan yang mengarah menuju Timur ialah lokasi pemujaan demi dewa yang menghuni Gunung Rinjani. Sedangkan yang mengarah ke Barat ialah lokasi pemujaan demi dewa yang menghuni Gunung Agung. Ditengah percabangan ini ada 2 persinggahan yang bersinergi (gaduh) serta ialah gabungan kedua percabangan itu.

Seumpamanya Kamu menuruni anak tangga yang berada di depan Gaduh, Kita bakal menemui jendela masuk Kemaliq. Bangunan tersebut merupakan lokasi suci bagi pemeluk Islam Wetu Telu. Namun pemeluk Hindu begitu juga diperbolehkan beribadah pada tempat itu.

Di area Kemaliq itu, terdapat suatu kolam sampingan yang dihuni tetapi Ikan Tuna. Ikan-ikan tersebut dimengerti suci menurut rakyat setempat. Buat mitos, ikan-ikan ini merupakan jelmaan dari tongkat miliki Datu Milir, satu raja Pulau Lombok yang berdoa dalam tempat ini demi memohon hujan. Seluruh kalangan Hindu juga Islam Wetu Telu percaya kalau apabila Anda memperhatikan Ikan Tuna ini, Kita akan memperoleh peruntungan. Anda berhasil merebut sebuah telur rebus apabila Kita harap melongok ikan ini. Dalam kolam ini Anda begitu juga mampu menuturkan permohonan, dan melemparkan koin ke di kolam juga tujuan untuk permohonan Anda bakal terkabul.

Pura Lingsar Pulau Lombok
Pada bagian lain seberang dinding, Kita akan menemui sembilan pancuran. Empat buah pancuran tetap berada di area Kemaliq, sedangkan lima selanjutnya ada pada area Pesiraman. Pesiraman adalah lokasi untuk membasuh dengan menyucikan diri. Air dari pancuran-pancuran itu dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit.

Bahwa Kita mengunjungi Pura Lingsar pada bulan purnama keenam tahun Saka (atau tetangga bulan Oktober atau Desember), Kamu dapat menyaksikan upacara Perang Topat (ketupat). Upacara ini sebagai upacara pujawali atau perayaan syukur peringatan ulang season pura. Perang Topat ini serta bertujuan untuk memohonkan hujan juga kemakmuran. Perang Topat pada dasarnya adalah budaya Hindu, akan tetapi dan berakulturasi dan Islam tampak di penggunaan ketupat sebagai sesi dari upacara.
Setelah puas berkeliling area pura, Kita dapat beristirahat di Berugak pada sisi sebelah Selatan pura. Berugak ialah mirip gazebo, yang letaknya disamping kolam utama. Kolam tersebut adalah kolam ternama yang ada dalam area Pura Lingsar. Seumpamanya Kamu masih memperoleh kondisi luang, Kita juga mampu melanjutkan tamasya Anda serta mengunjungi Pura Suranadi berserta taman liburan alamnya, juga Pura Narmada.
 
Pura Lingsar terletak sekitar delapan Kilometer dari Kota Mataram, serta lama perjalanan satu kota 20 Menit. Anda berhasil memanfaatkan kendaraan pribadi dengan melewati jalur Mataram-Cakranegara-Selagalas-Lingsar. Namun jika Anda berhasrat mengunjungi Pura Lingsar menggunakan alat umum, Kamu harus berganti jurusan sebanyak tiga kali. Yaitu jurusan Ampena-Sweta (Rp. tiga.000,-), selanjutnya jurusan Sweta-Narmada (Rp. 2.000,-), juga jurusan Narmada-Lingsar (Rp. 2.000,-). Jikalau Kamu terasa kebingungan, Anda berhasil memanfaatkan jasa pemandu yang terhidang dalam area pura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar